Get me outta here!

3 Des 2011

(Semacam ingin posting) Koas atau Dokter Muda, Dokter Beneran Gak Sih?

Yeallow.
I do really recognise that I'm a lazy blogger. Di saat tidak ada kerjaan, ngetik memang yang paling masuk akal untuk dilakukan, apalagi akhir-akhir ini ca lagi gak ada jadwal jaga di rumah sakit.
Ya sudah, I'm so sorry and I will (try to) post every week :p


Januari lalu baca post seorang temen (yg sdg koas juga) di facebook. Gini nih post nya.
"Tadi ada anak kecil di angkot. Ditanya mama nya kalau udah besar mau jadi apa. Si anak bilang pengen jadi dokter. Entar kalau koas pasti nyesel deh."

Terus kemarin si temen nge post lagi. "Gak nyesel jadi koas :")."
Nah lho?

Anyway, koas sudah menjadi kesibukan yang sangat sangat rutin setahun ini (dan baru nyadar kalau udah hampir setahun koas). Pengeeeennnnnn banget cerita tentang kehidupan koas di blog karena banyak cerita lucu, mengharukan, serem, bahkan menjijikkan, iyuuhhh. Mana tau ada penerbit gitu nerbitin blog ca jadi blog dodol blogger dokter (bodo bodo) hahahha.. Sounds like dr. Ferdiriva's book, heh?

Dicicil deh yah.
Sekarang mau cerita soal koas. Koas, ntah dari mana asal katanya, singkatan dari koasisten dokter.  Sekarang sih aslinya dipanggil dokter muda atau Kepaniteraan klinik senior (KKS). Tapi tetep aja di rumah sakit, kita diteriakin "Dok Koassss,," sama perawat2nya. Entahlah. Semcam kebiasaan mungkin.
Nah kerja koas itu ngapain sih di rumah sakit?
Nongkrong leha-leha di kantin rumah sakit ? Teeettt salah total. In your dream dude. (In my dream sih tepatnya).
Secara umum, koas di rumah sakit ditempatkan di dua tempat, di bangsal (itu lho yang rawat inap, ruang yang ada bed nya) dan di poliklinik (untuk yang rawat jalan).
Kalau di poli, koas bertugas menganamnesis pasien. Anamnesis itu nanya-nanya keluhan pasien. "Keluhannya apa bu? Sudah berapa lama timbul keluhannya bu? Keluhannya hilang timbul gak bu? Diperparah karena apa?" (kemudian digetok ibu-ibu karena kebanyakan nanya XD).
Kalau di ruangan atau bangsal, koas tugasnya menganamnesis juga. Namun, pasien yang di bangsal diikuti perjalanan penyakitnya, dari sejak dia masuk hingga keluar.

Mungkin sering mendengar kalimat "Saya tidak mau diobati oleh koas!."
Sebenarnya koas tidak melakukan pemberian obat. Pemberian obat tetap dilakukan oleh orang yang sudah bergelar dokter, sementara koas hanyalah dokter muda alias Sarjana Kedokteran, belum memiliki izin untuk melakukan itu. Koas hanya akan memeriksa pasien, kemudian dicocokkan dengan teori yang selama ini dipelajari di bangku perkuliahan. Sedih memang kalau ada pasien yang tidak mau diperiksa oleh koas, rasanya pengen ngeluarin wajah dgn puppy eyes sambil memelas, hehe. Tetapi sudah hak pasien kalau tidak ingin diperiksa, koas gak bisa maksa juga. *garuk-garuk tanah*

Kehidupan koas itu menyenangkan lho.
Tapi banyak gak enaknya juga.
Contohnya kalau jaga malam, gak bisa ketemu kasur dirumah. Atau menolak ajakan teman-teman buat nongkrong. That's life. Harus ada yang dikorbankan kan?

Rumah Sakit tempat ca koas. Kewl kan? Hehe :p
 
I love this process being a doctor. Semacam perjalanan hidup yang layak diposting.

See you around.
xoxo

16 Sep 2011

Sudah baca Ranah 3 Warna, tapii....

Hei welcome back.
lanjutan post sebelumnya, ca cepat2 beli buku ranah 3 warna.
Dan untuk reviewnya, emm, baca sendiri aja deh yaa..

Gara-gara baca novel itu, makin banyak pertanyaan di hati ca.
Makin banyak kemauan ca.
Makin merasa berdosalah ca menyia-nyiakan waktu.

Mirip dgn di novel itu, ca dulu (sampai sekarang) ingin sekali keluar negeri SECARA GRATIS.
#mentalmahasiswaabis

Yaaa, keluarga ca yang pas-pasan gak memberikan kemungkinan buat libuaran keluar negeri.
Dulu sempat ada tawaran dari kampus, tapi karena malas (iya, penyakit banget ini) ngurus administrasi nya, ca gak ikutan. Dan sekarang nyesal tujuh turunan.
Anyway, sempat gugling, rata2 pertukaran pelajar atau student exchange untuk undergraduate semua aka mahasiswa belum lulus S1. Nah, ca kan udah S1. Tapi belum dokter. Hadeh hadeh.
Sepertinya ca harus mengatur kembali keinginan ca untuk masa depan, ceile.

Sori ya postingan nya agak gak jelas gini. Sinusitis ca kumat, sebel sebel *mukulmukul dinding*.
Gak konsen banget dah.

25 Agu 2011

Aku dan Cerita 'Negeri 5 Menara'ku

Menyambung posting-an kemarin, cerita kehidupan ca agak mirip dengan cerita Negeri 5 Menara.

Ca berdarah minang murni. Walaupun ca tinggal di Medan, adat minang masih sangat terasa di keluarga ca. Kami biasa mudik ke kampung setiap lebaran. Yah, ca bisa bahasa minang sedikit2 lah.

Ca "terpaksa" masuk fakultas kedokteran atas permintaan keluarga besar, terutama nenek ca, yang biasa ca panggil Ibuk. Di keluarga kami belum ada dokter, begitu alasan Ibuk.

Ca menjalani kuliah selama 3,5 tahun dan alhamdulillah tamat dengan IPK memusakan (bukan cumlaude yaah). Sekarang lagi menjalani pendidikan profesi dokter atau biasa disebut koas dengan gelar dokter muda.

Saat koas ini terbersit tanya, apa ca ikhlas untuk menjadi seorang dokter?

Jujur ca terkadang kesal dengan ketidakberanian diri untuk menentang keputusan keluargga besar. Tetapi ca udah menerima keputusan menjadi dokter ini sebagai sebuah takdir. Ca gak akan berani untuk kuliah lagi ngambil jurusan yang dulu ca inginkan.

Sekarang pertanyaannya, bisakah ca jadi dokter yang ikhlas?

Koas sibuk dengan kegiatan 'berlatih' menjadi seorang dokter. Ca udah melewati bagian penyakit dalam, jantung, paru, anak, dan saraf. Tapi ca merasa, tidak sedikit pun ilmu menempel di otak ca. Apa karena sedikit hati ca belum ikhlas?

Novel 'Negeri 5 Menara' menyadarkan ca akan hal tersebut. Ikhlas itu penting. Ikhlas itu ridhonya Allah. Tengah malam ini ca bertahajud meminta kepada Allah, ikhlaskan hati ca untuk menjadi seorang dokter. Benar-benar ikhlas. Bukan demi mama, Ibuk, atau keluarga besar. Tapi demi diri ca sendiri.

Ca gak sabar menanti dua tahun lagi dan liat, jadi dokter sepert apa ca kelak.
Selain itu, udah gak sabar beli novel kelanjutan Negeri 5 Menara. Besok ke gramed ah :)

23 Agu 2011

"Negeri 5 Menara", karya sastra anak Minang


Baru-baru ini ca membaca sebuah novel mengesankan yang membuat hati ca rindu kampung halaman. Novel tersebut berjudul “Negeri 5 Menara”. Novel in ca beli sekitar setahun yang lalu karena sedang ada diskon di toko buku (ca memang pencinta berat buku dan diskon, apalagi buku yang didiskon :p). Baru-baru ini setelah membersihkan kamar (yang terakhir kali ca lupa kapan pernah ngebersihinnya), ca nemuin novel itu di tumpukan textbook.

Kembali ke novel Negeri 5 Menara, novel tersebut bercerita tentang Alif, seorang anak dari daerah Maninjau Sumatera Barat, yang diminta ibunya untuk belajar di Pondok Pesantren madani jawa Timur. Seumur-umur Alif tidak pernah meninggalkan Sumatera Barat. Ibunya ingin dia menjadi ahli agama seperti Buya Hamka, walaupun dalam hati Alif ingin jadi seperti Pak Habibie.

Namun, sebagai anak yang patuh pada orang tua, Alif mengikuti nasehat ibunya untuk menekuni ilmu agama di Pondok Pesantren Madani. Di hari pertama di Pondok Madani, Alif terkesima dengan mantera sakti “man jadda wajada”, Siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia yang akan mendapat. Dipersatukan oleh hukuman jewer akibat terlambat pergi ke mesjid untuk salat, Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Alif dan teman-teman diwajibkan berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris setelah 3 bulan tinggal di pondok. Subhanallah, Allah memang luar biasa, mereka berhasil berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris bahkan sebelum mereka sadar bahwa mereka bisa.

Selama bersekolah di pondok, Alif menerima surat dari Randai, temannya Alif yang bersekolah di SMA Bukittinggi. Dalam hati kecil Alif, ia cemburu karena temannya bisa bersekolah di SMA. Sampai tahun terakhir pun Alif masih gundah akan keputusannya masuk pondok. Hal itu disampaikannya kepada Ibunya. Ibunya sedih karena telah memaksa anaknya uuntuk masuk pondok, namun sang Ibu tetap berpendirian bahwa itulah yang terbaik untuk anaknya. Ayahnya juga memberikan gagasan agar alif menamtkan sekolahnya di pondok, dan kemudian nantinya baru menempuh ujian penyetaraan SMA.

Novel ini merupakan salah satu dari trilogi yang dibuat oleh A.Fuadi (A nya itu apa yah *wondering*).

Yang paling membuat ca terkesan, banyak kemiripan dalam hidup yang ca alami dengan jalan cerita di novel ini (tapi ca sih gak masuk pondok). Nanti saja dibahas di post selanjutnya.

Syukran, terimakasih sudah membaca :D

18 Mei 2011

Dapat buku The Journeys gratis dari dr.Ferdiriva :D

Ca senang sekali *nari nari kelilingin pohon*...

Tengah malam mau nari pula bawaannya.


Berawal dari kebetean ca karena mau midtest besok.

Ca belum belajar, soalnya midtestnya tiba2.

(Salah ca jg sih libur minggu-senin-selasa gak dipake buat belajar)

Ya dasar ca malas, akhirnya nge tweet deh. Akun ca @ayucazarry, sile nak follow pakcik makcik.

Terus kebaca twit dr.Riva (beliau yang buat buku Cado-Cado (Catatan Dodol Calon Dokter) dan Cado-Cado Kuadrat) kalo mau buat kuis bagi2 buku The Journeys. Ca udah pernah dengar buku the Journeys ini sih dari teman-teman, tapi belum sempat liat ke toko buku, apalagi beli.


Begini nih tweetnya.





Terus ca kirim foto temen ca nih yg lagi tidur pas koas, hahaha...




Eh gak dinyana, gak diduga, ca menang dan dikasih the JOurneys :DDDDDDDDD





Ini dia the Journeys nya.

Wahhhhh, jadi kado ulang tahun. Bentar lagi kan ca ulang tahun, yippeeee......

Aasik asik *senangsekali*......


Udah ah. Mau belajar dulu. Gak tidur ni kayaknya *nenggak kafein*

Bye bye :)

7 Mei 2011

10 Hal-hal yang Ditanyakan Saat Presentasi Sidang Proposal KTI (terutama buat anak FK)

Pada zaman dahuluu kala, tinggal lah seorang nenek tua di hutan belantara. Eh, gak salah deng.

Pada zaman dahulu kala, anak FK (fakultas kedokteran, red) gak diwajibkan buat skripsi atau karya tulis sebagai pemenuhan tugas akhir buat dapet gelar sarjana kedokteran. Nah, kurikulum yang baru (Kurikulum Berbasis Kompetensi) mewajibkan anak FK (terutama FK USU yang aku tahu) ..
Kemaren (tanggal 5 Mei 2011) ca sempat ngetweet
tentang hal2 yang sering ditanyakan saat sidang proposal KTI buat adek2 2008 FK USU. Ca post diblog lagi, mana tau ada gunanya.
#indahnya berbagi, hahaha


10 hal2 yang sering ditanyakan waktu sidang proposal KTI.


1. Judul.
Kenapa kamu milih judul itu? Yaah, jawablah seoke dan senyata mungkin. Misalnya belum ada penelitian sebelumnya.

2. tempat penelitian.
Kenapa kamu memilih tempat tersebut sbg tempat penelitian? Walopun alasan sebenarnya adalah krn dekat rumah, jawablah serasional mungkin. Ya ngarang2 dikit lah,hehe.

3. tujuan.
Setiap tindakan harus ada tujuannya toh. Semua 'tujuan' yg tertulis di proposal HARUS ada dan dibahas di hasil penelitian nantinnya.

4. manfaat.
Nah, yg sering ditanyain itu ttg manfaat buat sampel. Kita kan udah ngambil keuntungan dgn ngambil 'data' si sampel tadi, jadi harus ada keuntungannya juga buat sampel.

5. Kelima,
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria eksklusi BUKANLAH kalimat negatif dari kriteria inklusi, tapi hal2 yg ingin kita singkirkan dari kriteria inklusi. Klo bingung, buat aja kriteria eksklusi nya "sampel yang tidak bersedia jadi responden", hihihi. Tp gk bs dipake buat yg make sampel rekammedis, haha.

6. jenis penelitian.
Harus tau apa itu deskriptif /analitik/ cross sectional/cohort/case control.

7. cara pemilihan sampel.
Ini dia yang paling dinanti-nanti. Sangat sangat sering ditanyakan. Pemilihan sampelnya probabality/nonprobability, terus random apa gak? Cara ngerandomnya gimana? Atau misalnya pake consecutive sampling, pasti ditanyain apa itu dan gimana caranya.

8. PERKIRAAN BESAR SAMPEL.
Benar saudara-saudara. Rumus2 itu yg ditanya. Ditanyain alpha nya diambil 0,05 atau 0,10? Yang total sampling aman deh karna gak pake rumus.

9. kuesioner.
Paling tar dikomentari penguji tentang pertanyaan dari kuesioner itu. Terus ditanyain bakal diuji validitas dan reabilitas gak, gimana cara ngujinya. Kmrn ca pake kuesioner yg udah divalidasi internasional jd gak perlu uji validitas dan reabilitas.

10. lupa.
Hehehe. Cukup sembilan aja deh yaaaa..

Nah, semoga berguna tipsnyaaa :)

And please leave comment :)
Kalau ada mau tanya2, fast reply by email

1 Apr 2011

Anak Medan Kebanjiran

Hebat kan, medan bisa banjir. Kayak jekarda gitu jadinya *uhui.

Ceritanya tadi pagi ca bangun (ehem) jam7 pagi, jarang2 krn kmrn malamnya tidur jam 2 plus hari itu gak ada kegiatan KOAS. Biasanya sebelum turun dari tempat tidur, ca cek hape dlu dan mantengin timeline twitter. Lah, temen2 pada ngomongin banjir, ca liat deh keluar jendela kamar. Adem ayem aja gak ada banjir, tapi jalanan emang basah. Yah ca tarik selimut lagi, mau bobo lagi (lumayan, suasana lagi adem).

Eh terus ada bbm dari temen, nanya ke RSHAM (RS HAji Adam Malik - tempat ca koas,red)gak?
Ca bales, iya entaran. Terus dia bilang, kampus banjir lhooo.
Ca jawab, biarin ca kan gak lewat kampus. (biasanya rute ke RSHAM ada yg lewat kampus FKUSU dlu).

Abis tu liat recent update, display pict bbm ttg banjir semua, banyak yg kira HOAX di april fools (gilee masak foto banjir sepinggang dijadiin hoax). Gini nih situasinyaa.....




"Situasi di Pintu 4 USU"






"Gini nih di depan kampus FK USU"




"Mobil aja mpe tenggelam, terpaksa pakai perahu"



Di kawasan kampus USU banjirnya selutut awalnya, sekarang udah sepinggang. Kasian bgt temen2 yg ngekos, pada ngungsi ntah keman2 :(
Rumah ca sih gak kenapa, paling becek2 dikit. Tadi siang ujan gak ada, tapi mulai jam 6 sore tadi ujan lagi.
Sampai ca ngetik ini, hujan gak berhenti2. Please, rain. Stop soon. Kalo gak merambah nih kawasan banjir.