Get me outta here!

30 Jan 2018

Tips Terbaru Pencari Beasiswa LPDP


Bermula dari saking seringnya ditanya, gimana sih caranya dapat beasiswa?  Apa sih syaratnya? Sampai -sampain terlalu sering menjawab, dan akhirnya terbit keinginan buat nulis di blog aja. Uang kuliah spesialis itu gak murah, apalagi kuliahnya lama 4,5-5,5 tahun dimana selama itu kita gak boleh bekerja (gak ada income dong-red). Alhamdulillah kabar baik,LPDP membuka kesempatan untuk dokter-dokter umum kere seperti saya, untuk menyambung kuliah.

Alhamdulillah adek PPDS hari ini tugasnya menemani senior-senior ganteng futsal aja. Jadi masih sempat ngeblog. Huehehhe. Here we go.๐Ÿ’ƒ


  1. Buka web LPDP
LPDP mencari awardee (penerima beasiswa) yang aktif, bersinergi dan berintegritas.
Menurut saya, ini adalah langkah paling penting. Mengapa? Kalau ingin meraih beasiswa, kamu harus tahu dahulu seluk beluk pemberi beasiswanya. Penting untuk menyamakan visi dan misi mu dengan LPDP. Dan yang tak kalah penting lagi, kamu harus memenuhi syarat administrasi yang diminta LPDP.


  1. Persiapkan berkas walaupun deadline masih panjang
Sewaktu percobaan kedua saya (yap, saya sudah mencoba dua kali), saya sudah memiliki berkas utama untuk LPDP kecuali nilai TOEFL terbaru dan Essay. LPDP bisa saja tiba-tiba mengumumkan deadline penutupan pendaftaran beasiswa, karena seyogyanya LPDP buka sepanjang tahun. Maksud dari buka sepanjang tahun adalah kalian tetap bisa mendaftar LPDP kapan pun, namun berkas tidak akan diseleksi / diproses sebelum deadline  tertentu.

  1. Tes TOEFL
Toefl menjadi penting karena merupakan salah satu syarat dari LPDP. Beberapa center menidakbolehkan peserta TOEFL  mengikuti ujian lebih dari satu kali dalam satu bulan. Sementara LPDP memiliki nilai min Toefl bagi pendaftar. Baiknya jika ingin mengikuti pendaftaran beasiswa, uji coba dulu nilai Toefl kalian. Lebih baik prepare kan ya ?


  1. We are different (esai dan wawancara)
Setiap orang memiliki cara dan jalan hidupnya sendiri. Buatlah esai mu sesuai dengan pengalaman pribadi mu. Banyak yang meminta contoh esai dari awardee lain, namun tidak diberikan. Mengapa? Tahukah kamu, ahwa mungkin didalamnya ada cerita sedih atau aib keluarga yang hanya diungkapkan awardee di depan penguji LPDP. Nah, baiknya buatlah esai mu sendiri yang tidak terlalu berpedoman dengan esai orang lain. Jika esaimu sama dengan yang lain, penguji juga bosan dan mereka akan merasa bahwa kamu tidak punya "titik istimewa"sehingga tidak harus diterima.
Untuk esai, baiknya buat dalam empat paragraf. Paragraf pertama pembukaan (bisa berupa masalah), paragraf kedua rencana solusi, paragraf ketiga hasil, dan paragraf keempat kesimpulan. Dari yang saya pantau, LPDP sangat mencari mereka yang miliki kualitas problem-solver. Begitu juga waktu wawancara, sering ditanyakan tentang cara mengatasi masalah. Dengan esai yang seperti itu, kamu membuka kesempatan penguji untuk melihat sisi problem solver kamu.

Cukup sekian tips dari saya, dan akan saya update seiring adanya pertanyaan baru.๐Ÿ™


Saya ingin berterimakasih untuk Senior-senior saya dari FK USU : mas Rizky 'Waang' (PPDS Anestesi UNPAD) karena dari beliaulah saya mendapat info beasiswa, dan kepada kak Pebri Warita sari Pulungan (PPDS OBGYN UNIBRAW) dari dia-lah saya belajar keikhlasan saat  gagal di LPDP pertama .๐Ÿ’™๐Ÿ’™
Dan dari blog mba Avis (PPDS ANAK UGM)  saya mengenal lebih dalam beasiswa LPDP Spesialis( link https://www.kompasiana.com/avis/tips-raih-beasiswa-spesialis-lpdp-ppds_54f4421d745513a32b6c88e7), dan saat ini mba Avis berteman dengan saya di Facebook.๐Ÿ˜Š



Semangat bagi para pemburu beasiswa.
Silakan kontak email saya untuk bertanya.
Terima kasih. #LPDPuntuksemua

0 comments:

Posting Komentar

Thank you for your kindness feedback