Get me outta here!

10 Jan 2018

My 2017



2017, it's been the hardest year ever.

Akhir 2016, di saat ca memutuskan untuk menikah, disitu juga ca memutuskan untuk kuliah lagi. Iya, kepada beasiswa LPDP-lah saya kembali berharap. Kenapa "kembali"?
Karena di awal 2015, saya sudah mencoba untuk mendaftar dan TIDAK LULUS. Iya, belum. Desperate? Pernah. Membenci lpdp? Tidak. Saya tahu perasaan gagal itu hanya untuk orang yg lemah permintaan doanya sehingga belum dikabulkan. Jadi di akhir 2016, suami (saat itu calon suami) memaksa saya untuk mencoba tes beasiswa kembali. Jika tidak lulus, berarti jalan dari Allah bahwa ca belum rejeki untuk kuliah. ๐Ÿ˜ข

Dengan perasaan pasrah itulah, saya mencoba tes LPDP lagi. Kali ini persiapannya sistem kebut, pendaftaran ditutup 2 minggu lagi, saya baru tes toefl ITP. Alhamdulillah nilai toefl mencukupi, dan sertifikat bisa diambil seminggu sebelum penutupan pendaftaran LPDP. Dengan sistem kebut 2 hari diantara jadwal kerja yang saat itu masih "ngelong ngecor ngeborr gak pulang2", akhirnya bisa daftar 22 jam 55 menit 52 detik sebelum tutup pendaftaran Batch 4 2016. ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜… #thepowerofkepepet #mestakung (screenshot terlampir).


Akhirnya 9 Desember 2016 diumumkan kalau saya LULUS. Nah masalah baru muncul, cuma boleh kuliah paling cepat awal januari 2018. Sudah kebelet pengen kuliah, tapi lebih kebelet pengen nikah, jadi akhirnya nikah dulu di Maret 2017. ๐Ÿ™ˆ๐Ÿ˜ฌ

Drama berhenti sampai disitu? Jelas tidak. Persiapan Keberangkatan (PK) yang seharusnya ca ikuti pada April 2017, terbentur jadwal nikah. Akhirnya kembali email pihak PK dan diberi kesempatan PK 109 25-29 September 2017. ๐Ÿค”

Drama berlanjut ke season baru. Jadwal PK terbentur jadwal Psikotest ujian masuk PPDS. Untuk syarat penerima beasiswa LPDP, maka HARUS PK. Nah, drama lagi. Setelah berhari-hari menghubungi pihak UI, dan sempat diberi kepastian H-3 PK, akhirnya diperbolehkan psikotest dipercepat menjadi 23 September 2017. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekalian menghemat uang tiket PP Medan-Jakarta. ๐Ÿคฃ Dan, jadi bisa ketemu orang-orang hebat termasuk pak JK dan menteri agama. ๐Ÿ˜ฌ๐Ÿ™Œ๐Ÿป

 Foto bareng Bapak JK


Setelah drama-drama tersebut, sampailah ke Season Finale yaitu "UJIAN PPDS". Ada 4 awardee LPDP yang ikut mendaftar. Iya, kita semua adalah penerima beasiswa. Namun, beasiswa tidak akan dicairkan jika kita tidak lulus ujian saringan masuk PPDS. Yap, drama berlanjut. Kembali, saya pasrahkan urusan lulus tidak lulus ini kepada Allah SWT. 12 Desember, takdir mengabarkan hal baik. Saya diterima. Subhanallah. Walhamdulillahi wallahu akbar.๐Ÿ’•

Saya sempat berfikir, tidak akan mencoba LPDP lagi. Namun, LPDP menyambung cita-cita saya. Jika dihitung-hitung, nabung 3 tahun bekerja tidak mampu membiayai kuliah saya. Begitulah LPDP memberi kasih kepada kami, calon-calon spesialis Indonesia. Jadi, wajarlah jika kami terlalu cinta LPDP, dan terlalu cinta Indonesia.

LPDP, bersama membangun bangsa, untuk Indonesia lebih baik.๐ŸŒบ




Bundaran HI,
31 Desember 2017 22.41
PS. Saya tidak ikut merayakan tahun baru. Tetapi kejebak bundaran HI dg suami tidak bisa pulang karena jalanan ditutup.๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…

#lpdpuntuksemua

3 komentar:

  1. Selamat ya kak Ayuca sudah lulus selesksi PPDS, dengan beasiswa LPDP lagi. Semoga selalu dilancarkan dalam studinya :D
    dan semoga tetap sempat blogging sesekali. hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai dina, terimakasih banyak. Semoga hobi menulis ca berganti jadi menulis status pasien ya hihihi

      Hapus
  2. Semangat. Kun fayyakun... InsyaAllah pertolongan Allah sangat dekat bagi siapa saja yg bersungguh-sungguh... Semangat ya dek

    BalasHapus

Thank you for your kindness feedback